Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

5 Tahun Tanpa Kejelasan, Siswa Minta Duit Tour SMAN 1 Wanasalam yang Batal Terlaksana Dibalikin

Senin, 30 Juni 2025 | Juni 30, 2025 WIB Last Updated 2025-06-30T01:07:09Z


SWARABANTEN - Kasus studi tour yang batal terlaksana dan melibatkan ratusan siswa SMAN 1 Wanasalam kembali mencuat ke publik.


Setelah lima tahun tanpa kejelasan, sejumlah siswa yang kini telah menjadi alumni melayangkan aduan ke DPD Himpunan Mahasiswa dan Masyarakat (HIMMA) Kabupaten Lebak, mendesak pengembalian dana yang telah mereka setor sejak tahun 2020.


Setiap siswa saat itu telah membayar sebesar Rp1.050.000 untuk kegiatan studi tour ke Yogyakarta yang hingga kini tak kunjung terlaksana.


Para alumni mendesak pihak sekolah segera bertanggung jawab atas hilangnya dana tersebut.


Menanggapi aduan itu, anggota DPD HIMMA Kabupaten Lebak, Aceng Murtado, menyatakan bahwa pihak sekolah tidak bisa terus mengabaikan persoalan ini karena berkaitan langsung dengan hak siswa.


“Pihak sekolah harus menyelesaikan persoalan ini, apa pun caranya. Ini menyangkut hak siswa yang sudah lima tahun terabaikan. Studi tour-nya tidak jadi, tapi uang belum dikembalikan. Artinya, ada pihak yang telah menggunakan dana tersebut,” tegas Aceng.


Ia juga menyampaikan kekecewaannya terhadap sikap sekolah yang dinilai abai dan tidak menunjukkan itikad baik.


“Jangan karena uang yang dipakai itu bukan milik pribadi pihak sekolah, tapi milik siswa, lantas bisa diabaikan dan terus diulur-ulur. Ini dzalim namanya,” tambahnya.


Sementara itu, Repi Rizali, salah satu pihak yang juga ikut mengawal kasus ini, menyebut bahwa pihak sekolah berdalih dana telah disetorkan ke pihak travel, namun belum bisa dikembalikan.


Menurutnya, penolakan pihak sekolah untuk membawa persoalan ini ke jalur hukum justru memunculkan dugaan adanya permainan antara sekolah dan agen travel.


“Kalau pihak sekolah enggan melanjutkan ke jalur hukum dengan berbagai alasan, maka patut diduga ada kerja sama atau kongkalikong antara pihak sekolah dan travel, sehingga saling melindungi agar tidak terjerat hukum,” ungkap Repi.


Ia menambahkan, kasus ini menunjukkan adanya pihak yang dirugikan dan pihak lain yang diuntungkan. Oleh karena itu, investigasi mendalam perlu dilakukan.


“Karena ada korban, pasti ada pelaku. Harus ada kejelasan siapa yang bertanggung jawab atas batalnya studi tour dan hilangnya uang siswa yang jumlahnya diduga mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah,” pungkasnya.(T.Ramadan)**