Dalam kesempatan tersebut, An didampingi keluarganya, Nurhaidawati, Afrizal. Dari pihak Polem, anak kandungnya Taufik Suhendra, Teungku Mirza, Masi, Mulkam, Zulkifli, Ida Lubin.
Akhyar Kamil dalam kesempatan tersebut menyampaikan, bahwa setelah perdamaian tersebut ditandatangani oleh para pihak, dimohon kepada para pihak, agar tidak ada lagi saling fitnah, menyebarkan isu-isu yang belum ada kepastian hukumnya atau belum ada kejelasannya.
"Saya bermohon kepada para pihak, tidak ada lagi saling fitnah memfitnah, menyebarkan isu-isu yang belum ada kepastian hukumnya atau belum ada kejelasannya," ujarnya.
Menurut Akhyar, upaya perdamaian sudah dilakukan sejak tanggal 25 Desember 2019, dan sudah ada titik terang.
"Kenapa saya mau membantu proses perdamaian ini. Karena saya tidak mau nama Aceh tercoreng. Kalau untuk kita corengkan nama pribadi, saya tidak ikut campur. Begitu disebut di media sosial, seolah-olah orang Aceh berbuat salah di Jakarta. Sehingga nama Aceh yang tidak baik, nama Aceh yang tercoreng. Nama daerah kita yang tidak indah. Maka saya pun terpanggil untuk meluruskan nama Provinsi daerah kita agar tidak lagi menjadi pembicaraan orang-orang daerah lain," tuturnya. (sar/red)
