![]() |
Ipan Himawan: Program sembako Harus Diaudit |
SwaraBanten.com – Program sembako (bantuan sosial pangan),
di Kecamatan Cijaku Kabupaten Lebak, masih mengecewakan sejumlah Keluarga
penerima Manfa’at (KPM). Pasalnya, komoditi sembako yang mereka terima masih
ada yang tak layak konsumsi.
Dikutip dari portal biem.co, CU dan warga lainnya di Desa Kandang Sapi, Kecamatan Cijaku,
penerima manfaat, mengaku setiap bulannya selalu menerima telor busuk,
buah-buahan busuk dan tempe busuk.
“Iya Pak bulan
ini telor busuk, sudah dua kali, yang bulan kemarin mah dikasih tempe juga tapi
tidak bisa dimakan karna busuk,” kata CU, Selasa, (16/6/2020), seperti
dilansir biemco
Menyikapi
persoalan ini, akademisi FE Untirta Ipan Himawan, sangat menyayangkan program
yang ditujukan untuk perbaikan gizi masyarakat (KPM, red), masih saja ada
masalah.
“Saya pantau
dari berita media, kok di Lebak dan Pandeglang masih saja ada komoditas yang
tak layak konsumsi dalam program sembako,” ujar Ipan, kepada SwaraBanten.com, Selasa (16/06/2020) malam
Menurut Ipan, kondisi ini jangan terus dibiarkan. Kemensos dan Bupati Lebak, jangan tutup mata, seolah tak ada masalah. Instansi yang berwenang harus segera benahi, apakah yang salah agen e-warong atau supplier sembako.“Harus diaudit itu, salah agen e-warong atau suppliernya. Ini merupakan bentuk pengabaian terhadap warga tak mampu,” ujar Ipan, yang juga tercatat sebagai Ketua OKK DPD KNPI Banten.
Ipan mengaku, sebagai akademisi dan pengurus KNPI Banten, ia selalu memantau kegaduhan dalam sengkarut program sembako di Kabupaten Lebak.
“Saya memantau
dari pemberitaan, kok kesannya amburadul amat ya. Dalam catatan saya, bukan
hanya Cijaku, ada beberapa wilayah lain juga yang selalu bermasalah. Ini pihak Kementerian
sosial dan bupati Lebak, melalui dinas yang terkait di daerah, jangan tutup mata,” tegas Ipan. (red)