SwaraBanten - Galian kabel Telkom disepanjang jalan Ruas Palima- Cinangka (PALKA) disoal aktivis Banten. Pasalnya, pembangunan galian kabel tersebut, selain pekerjanya tidak menggunakan K3, juga tidak ada pengamanan lalin.
Muhani, salah satu pegiat LSM BMW (Banten Movement Wacth) menuding pihak perusahaan pelaksana (pemborong,red) sudah lalai, karena para pekerja tidak dilengkapi K3 dan dilokasi pekerjaan tidak ada pengamanan lalin untuk menimalisir terjadinya kecelakaan.
"Harusnya, pihak pemborong menyiapkan K3 bagi para pekerja dilapangan. Selain itu, harus segera memberikan rambu rambu lalin supaya tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," kata Muhani.
Bukan itu, lanjut Muhani, pihak pemborong dinilai lalai, karena dalam pelaksanaananya lumpur bekas galian yang diangkat keatas permukaan, langsung ditumpuk tidak langsung dimasukan kedalam karung.
"Harusnya pihak pelaksana mengintruksikan kepada para pekerja dilapangan, supaya lumpur galian yang diangkat keatas permukaan tanah, langsung dimasukan kedalam karung supaya tidak berserakan kejalan raya," imbuh Muhani.
Yang tak kalah penting, Muhani meminta pihak perusahaan, memberikan sosialisasi kepada masyarakat yang ada di setiap jalur, yang dilaui galian kabel di masing-masing di desa.
"Dan ini tidak dilakukan oleh pihak perusahaan," tandasnya.
Selain itu, perijinan AMDAL juga harus dilakukan disetiap desa yang terkena jalur galian bukan hanya dititik beratkan di salah satu desa saja.
"Khawatir akan terjadi bergejolak disalah satu desa yang lain. Seperti halnya yang terjadi saat ini. Ijin AMDAL di kampung Kadubereum Desa Padarincang, sementara kTP nya yang di masukan ada beberapa nama, diduga dari luar daerah.
(kacong)
