Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Aroma Tak Sedap dari Kecamatan Curug: Bansos Tunai Dibagikan di Rumah Pemilik Agen, Ini Penjelasan Ketua Agen

Jumat, 04 Maret 2022 | Maret 04, 2022 WIB Last Updated 2022-03-05T03:54:38Z


SWARABANTEN
- Penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) kini menjadi Bansos Tunai. Keluarga Peneriman Manfaat (KPM) langsung nerima duit, yang disalurkan PT Pos Indonesia.


KPM pada Bansos Tunai tahun 2022 ini, bebas membelanjakan uangnya di warung sembako manapun. Tak seperti dulu, harus belanja di agen e-warung.


Total Bansos Tunai tahun 2022 yang diterima KPM dari penyalur PT Pos Indonesia adalah Rp600 ribu, untuk bulan penyaluran Januari, Februari dan Maret,


Di Kabupaten Lebak misalnya, mengawal penyaluran Bansos Tunai ini, Ketua Fraksi PPP DPRD Lebak Musa Weliansyah, mengedukasi para KPM bahwa, mereka bebas membelanjakan uang yang diterimanya di warung sembako manapun.


Musa menegaskan, pada Bansos Tunai ini tidak boleh ada oknum yang mengarahkan dari Perangkat Desa atau RW terhadap KPM untuk belanja sembako di warung tertentu,


"Bila ada yang mengarahkan laporkan saja," tegas Musa, dikutip dari Bantenekspose


Itu di Lebak. Bagaimana dengan penyaluran Bansos Tunai di Kota Serang?


Aroma tak mengenakan, berhembus dari wilayah Kecamatan Curug Kota Serang. Diduga, ketentuan dalam penyaluran Bansis Tunai ini sedikit diakali.


Dugaan agar KPM belanja di sebuah agen e-warung ini, terjadi di Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana Kecamatan Curug Kota Serang.


Pasalnya KPM penerima Bansos Tunai,  diduga diarahkan kesalah satu agen e-warung di Kampung Kaningan Kidul RT 02 RW 01 Kecamatan Curug Kota Serang.


"KPM Bansos Tunai di Kelurahan Cipete dan Kelurahan Sukalaksana, yang nerima duit Rp600 ribu, diharuskan membeli  sembako berupa beras 10 kg  dan 1 kg telor ayam dengan harga Rp.200.000," kata salah satu warga, yang keberatana namanya ditulis.


Menurut warga, harga sembako beras dan telor tersebut tak sebanding dengan uang yang mereka berikan dan terlalu mahal.


"Awalnya kita diberitahukan oleh pihak RT pengambilan uang tunai dari BPNT pembagiannya di rumah agen sembako di Kampung Kaningan Kidul," ujarnya.


Tetapi, lanjut warga tersebut, setelah uang sebesar Rp600 ribu diberikan, penerima diharuskan membeli sembako seharga Rp200 ribu, berupa beras 10 kg dan 1 kg telor ayam.


"Kalau uang sebesar itu dibelanjakan di warung lain, dapat sembako banyak dan kami bisa memilih barang yang kami butuhkan," ujarnya.


Asmara, Ketua RT 03 Kelurahan Cipete saat di konfirmasi di kediamannya Rabu,(02/03) membenarkan ada beberapa warganya yang menerima bantuan BNPT.


"Informasinya penerima KPM di haruskan membeli sembako seharga Rp200 ribu. berupa beras 10 kg dan dan telor ayam sebesar 1 kg dan pengambilannya di yang punya agen. Kalau lebih jelasnya langsung aja pa konfirmasi ke agen," ujar Asmara.


Sementara Hj. Enjum salah satu pengelola agen, saat ditemui di rumahnya membenarkan adanya pencairan BNPT, di agen yang ia kelola dari jumlah penerima dari dua kelurahan semua jumlahnya kurang lebih sekitar 300 orang.


"Dan semuanya sudah selesai dibagikan," ujarnya.


Namun dirinya membantah adanya pemotongan uang sebesar Rp200.000 untuk pembelian sembako.


"Bukan dipotong pak. Itu sifatnya hanya belanja pada saat masyarakat KPM pencairan uang," ucap Enjum.


Setelah menerima uang, sambung Enjum, mereka belanja sembako sebesar Rp200 ribu berupa beras 10 kg dan telur ayam 1 kg.


" Jadi sekali lagi, itu bukan dipotong melainkan dibelanjakan," imbuh Enjum.


"Kalau lebih detilnya  silakan saja langsung dengan pa Nuril Siswanto. Kebetulan beliau ketuanya dan saya hanya sipatnya mengelola saja," tambahnya.


Nuril Aswanto. Ketua agen saat dikonfirmasi berdalih,  tidak diharuskan KPM untuk belanja sembako di agennya.


Berkait dengan pembagian Bansos Tunai di tempatnya, Nuril mengaku tidak ada perintah siapa-siapa.


"Hanya sifatnya membantu masyarakat saja," ujarnya.


Menurut Nuril. pada saat sehari mau pencairan orang pihak Kantor Pos meminta serlok untuk pembagian BLT di tempatnya.

(kacong)