SwaraBanten.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang akan mengirimkan surat kepada Presiden dan DPR RI untuk mengevaluasi proses penyelenggaraan pemilu serentak.
“Harus dievaluasi oleh pemerintah pusat. Ke depan, jangan ada lagi pejuang demokrasi yang meninggal,” tegas Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, seusai takziah ke keluarga Yoyok di Desa Margatani, Kecamatan Keramatawatu, Serang, Jumat (26/4/2019) sore.
Menurut Tatu, proses demokrasi pileg dan pilpres serentak sangat menguras tenaga dan pikiran para penyelenggara mulai dari KPPS hingga KPU. “Prosesnya luar biasa melelahkan, dan saya mendapat informasi banyak juga penyelenggara yang sakit,” ujarnya.
Tatu juga meminta pemerintah pusat benar-benar mengevaluasi pemilihan umum calon presiden dan legislatif (pilpres dan pileg) serentak. Proses demokrasi lima tahunan ini telah membuat tiga orang pahlawan demokrasi asal Kabupaten Serang meninggal dunia.
Mereka yakni Reza Agustian Maulana, petugas Linmas TPS 11 Desa Kadubeurum, Kecamatan Pabuaran. Madisa petugas di TPS 12 Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, dan Yoyok Winoto, petugas TPS 24, Desa Margatani, Kecamatan Kramatwatu.
“Tiga warga Kabupaten Serang, pejuang sekaligus sudah menjadi pahlawan demokrasi meninggal dunia. Kami sangat berduka,” ungkap Tatu.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Serang, Abidin Nasyar mengatakan, saat ini proses perhitungan suara di 29 kecamatan di Kabupaten Serang sudah mencapai 98 persen. Kemudian akan diteruskan rapat pleno KPU Kabupaten Serang mulai 1 Mei mendatang.
Menurut Abidin, petugas KPPS yang meninggal banyak yang diakibatkan kelelahan dan mempunyai riwayat penyakit yang lain.
“Data pejuang demokrasi yang meninggal, sudah kami sampaikan kepada KPU RI. Kami selaku penyelenggara, tentu juga sangat berduka. Yakinlah, kami sudah bekerja dengan baik, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku,” tandasnya. (cid)
“Harus dievaluasi oleh pemerintah pusat. Ke depan, jangan ada lagi pejuang demokrasi yang meninggal,” tegas Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, seusai takziah ke keluarga Yoyok di Desa Margatani, Kecamatan Keramatawatu, Serang, Jumat (26/4/2019) sore.
Menurut Tatu, proses demokrasi pileg dan pilpres serentak sangat menguras tenaga dan pikiran para penyelenggara mulai dari KPPS hingga KPU. “Prosesnya luar biasa melelahkan, dan saya mendapat informasi banyak juga penyelenggara yang sakit,” ujarnya.
Tatu juga meminta pemerintah pusat benar-benar mengevaluasi pemilihan umum calon presiden dan legislatif (pilpres dan pileg) serentak. Proses demokrasi lima tahunan ini telah membuat tiga orang pahlawan demokrasi asal Kabupaten Serang meninggal dunia.
Mereka yakni Reza Agustian Maulana, petugas Linmas TPS 11 Desa Kadubeurum, Kecamatan Pabuaran. Madisa petugas di TPS 12 Desa Pasir Limus, Kecamatan Pamarayan, dan Yoyok Winoto, petugas TPS 24, Desa Margatani, Kecamatan Kramatwatu.
“Tiga warga Kabupaten Serang, pejuang sekaligus sudah menjadi pahlawan demokrasi meninggal dunia. Kami sangat berduka,” ungkap Tatu.
Sementara itu, Ketua KPU Kabupaten Serang, Abidin Nasyar mengatakan, saat ini proses perhitungan suara di 29 kecamatan di Kabupaten Serang sudah mencapai 98 persen. Kemudian akan diteruskan rapat pleno KPU Kabupaten Serang mulai 1 Mei mendatang.
Menurut Abidin, petugas KPPS yang meninggal banyak yang diakibatkan kelelahan dan mempunyai riwayat penyakit yang lain.
“Data pejuang demokrasi yang meninggal, sudah kami sampaikan kepada KPU RI. Kami selaku penyelenggara, tentu juga sangat berduka. Yakinlah, kami sudah bekerja dengan baik, transparan, dan sesuai aturan yang berlaku,” tandasnya. (cid)