Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Warga Ciparasi dan Peserta Kemah Literasi Gelar Doa Bersama

Sabtu, 27 Juli 2019 | Juli 27, 2019 WIB Last Updated 2020-05-07T12:24:03Z
SwaraBanten.com - Ratusan peserta kemah wisata api literasi dan warga Desa Ciparasi menggelar do'a bersama. Do'a bersama ini diselenggarakan untuk kelancaran dan kesuksesan kegiatan tersebut. Selain itu juga dikhususkan bagi warga Pasir Eurih, Kecamatan Sobang dan Tangkuban Perahu yang terkena musibah.

Ketua pelaksana kegiatan kemah wisata api literasi, Budi Warso mengatakan, doa bersama ini untuk kesuksesan acara tersebut yang akan berlangsung selama 4 hari yaitu dari tanggal 26-29 Juli 2019. Dengan tajuk 'Desa Adalah Kekuatan Literasi'.

"Kita memohon doa dan ampunan kepada Sang Maha Pencipta, Allah SWT agar kegiatan kita bersama ini diberikan kelancaran dan kesuksesan," katanya kepada bantenekspose.com di bumi perkemahan wisata api literasi di Desa Ciparasi, Kecamatan Sobang, Lebak, Jum'at (26/7/2019) petang.

Budi Lengket sapaan akrab Budi Warso kembali mengatakan, gelar doa bersama tersbeut juga dikhususkan bagi warga Pasir Eurih dan Tangkuban Peranu yang tertimpa musibah. Manurutnya, hal ini merupakan sikap yang di dalam gerakan literasi termasuk pengamalan literasi budaya dan kewargaan, budaya saling menghargai dan peduli terhadap sesama.

"Doa bersama terhadap saudara kita yang tertimpa musibah di Pasir Eurih, Kecamatan Sobang dan Tangkuban Perahu merupakan bentuk kepedulian terhadap sesama manusia," imbuhnya.

Sementara itu, Kepala Desa Ciparasi, Fatturahman menuturkan, gelaran doa bersama ini untuk menjaga kekompakan, kepedulian terhadap warga yang tertimpa musibah. Dan, di dalamnya behaarap di dalam doa itu pula untuk kesukseskan kegiatan kemah literasi ini.

"Mudah-mudahan kita semua diberikan kesehatan dan kesusksesan dalam acara ini. Dan smeoga saudara-saudara kita yang tertimpa musibah diberikan kesabaran," ucapnya.

Lebih jauh, Fatturahman menjelaskan, kegiatan kemah wisata api literasi ini untuk melestarikan budaya tradisional ke modern atau sebaliknya. Seprti, kata dia, biasa makannya pake bingkisan namun sekarang ini pake nasi tumpeng.

"Membangkitkan Indonesia bangkit membaca, kolaborasi pendiidkan formal ke informal," ujarnya. Dia menambahkan 

"Masyarakat menjadi melek membaca, desa menjadi wisata edukasi," tambahnya. (md-be/red)