Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lapas Cilegon Gelar Kegiatan Revolusi Mental Agen Perubahan

Kamis, 23 Juli 2020 | Juli 23, 2020 WIB Last Updated 2020-07-24T08:27:35Z
SwaraBanten.com - Reformasi birokrasi pada hakekatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang profesional dengan karakteristik adaptif, berintegritas, bersih dari perilaku korupsi kolusi dan nepotisme, mampu melayani publik secara akuntabel, serta memegang teguh nilai-nilai dasar organisasi dan kode etik perilaku aparatur negara.

Untuk itu, Lembaga Pemasyarakatan Kelas IIA Cilegon perlu secara konkret melaksanakan program reformasi birokrasi melalui upaya pembanguan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK).

Demi tercapainya pembangunan Zona Integritas menuju WBK, perlunya agen perubahan (agent of change) yang akan menjadi garda terdepan dalam memberikan informasi kepada masyarakat. Agar agen perubahan memiliki etos kerja yang tinggi, bekerja secara profesional dan mampu mencapai target-target kinerja yang ditetapkan sehingga mampu  mendorong terwujudnya pencapaian target-target kinerja organisasi yang telah ditetapkan, maka Lapas Cilegon menggelar kegiatan Revolusi Mental bagi Agen Perubahan, Kamis (23/07/2020).

Sebagai narasumber, Kepala Lapas Cilegon, Masjuno mengatakan bahwa revolusi mental ini bertujuan untuk meningkatkan integritas, etos kerja dan komunikasi yang baik kepada masyarakat serta sebagai agen perubahan dituntut mampu menunjukkan sikap dan perilaku penuh kesetiaan, ketaatan, disiplin, bermoral, bermental baik, akuntabel dan memiliki kesadaran yang tinggi terhadap tanggung jawab sebagai  pelayan publik yang baik.

"Agen perubahan sangat dibutuhkan untuk menciptakan perubahan mindset (pola pikir) dan culture set (budaya kerja) birokrasi, dimana perubahan ini ditujukan untuk mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi serta merubah stigma buruk masyarakat terhadap birokrasi dengan kata kuncinya yaitu 'komunikasi' secara prima", ungkap Masjuno.

Oleh karena itu, Agen Perubahan harus memiliki pengetahuan yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya sehingga dapat memberikan informasi secara cepat dan tepat kepada masyarakat dengan teknik-teknik khusus berkomunikasi.

"Saya harap, dengan adanya agen-agen perubahan dapat menjadi penyambung lidah kepada masyarakat dimana saat ini kita (Lapas Cilegon) sedang membangun Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi", tutupnya. (anas)