Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Tak Disediakan Jembatan Alternatif, Warga Terpaksa Gotong Motor

Minggu, 01 November 2020 | November 01, 2020 WIB Last Updated 2020-11-02T00:23:19Z
SwaraBanten.com
- Proyek pembangunan jembatan Cidadap di Desa Wanasalam, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak dinilai abai dalam menjaga keselamatan masyarakat, khususnya bagi pengendara roda dua maupun empat.

Bagaimana tidak, saat jembatan itu dibongkar pihak pelaksana justru tidak membuat akses jembatan sementara terlebih dahulu untuk pengendara tetap bisa melintas. Padahal, saat ini cuaca di Kabupaten Lebak tengah memasuki musim penghujan. Alhasil, seluruh kendaraan yang melintas baik roda dua maupun roda empat harus memutar balik karena air di lokasi tersebut kian meluap.

Informasi yang dihimpun wartawan, sudah memasuki hari ke dua pengendara roda dua dan roda empat tidak bisa melintas di jalur tersebut. Bahkan, untuk bisa melewati genangan air itu warga sekitar harus menggotong kendaraan roda dua agar bisa melintas.

Parahnya lagi, jalan lintas yang sebelumnya bisa dilewati oleh pengendara itu dibuat oleh warga sekitar. Karena, pihak pelaksana terkesan tidak mengindahkan atas apa yang menjadi permintaan warga.

Sehingga warga yang bermukim di kampung tersebut harus meminta uang dari pengendara khususnya roda empat yang melintas sebagai bentuk retribusi karena jalan lintas sementaranya di buat oleh warga sekitar.

Sementara itu, hasil penelusuran wartawan dari laman LPSE.lebak.go.id jembatan Cidadap Kecamatan Wanasalam itu dibiayai dari Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah (APBD) tahun anggaran 2020. Sebesar Rp 871.000.000,00 yang dimenangkan oleh CV DS, yang di Kelurahan Muara Ciujung Timur, Kecamatan Rangkasbitung.

Salah seorang pengendara roda dua yang melintas Arif mengeluhkan atas proyek jembatan yang saat ini tak kunjung rampung. Karena, saat ia hendak melintas justru kendaraan yang ia tunggangi justru harus mati karena terendam air. 

"Kenapa pihak pelaksana tidak membangun jembatan sementara dahulu. Kan di sini itu sering banjir kalau musim hujan," keluh Arif kepada wartawan, Sabtu, 31 Oktober 2020. 

Terpisah, Penjabat Sementara (PJS) Kepala Desa Wanasalam, Dadan mengaku bahwa daerah itu kerap dilanda banjir saat musim penghujan tiba. Bahkan, sebelum jembatan itu dibongkar pihaknya juga dilibatkan untuk bermusyawarah. Akan tetapi, tidak bisa berbuat banyak lantaran proyek itu sepenuhnya menjadi kewenangan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lebak. 

"Sebelumnya dari pihak desa juga ikut bermusayawarah karena itu masuk ke wilayah Desa Wanasalam. Tapi, yang lebih berwenang ada di Kecamatan karena ini koordinasinya langsung dengan DPUPR," ujarnya.

Hingga berita ini dipublish, awak media masih berupaya melakukan konfirmasi kepada pihak DPUR dan pemenang lelang proyek jembatan tersebut. (mac)