Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Dampak Truk Pengangkut Tanah Merah: Jalanan Bila Hujan Licin Tak Hujan Berdebu, Ironisnya Pejabat Masih Tutup Mata

Minggu, 23 Januari 2022 | Januari 23, 2022 WIB Last Updated 2022-01-23T14:59:45Z


SWARABANTEN –
Dampak truk pengangkut tanah merah, sejumlah jalan di wilayah Kecamatan Cikeusal terkotori ceceran tanah merah.


Bila hujan, jalan tersebut menjadi licin dan becek. Tentu saja berbahaya bagi pengguna jalan, terutama roda dua.


Ironisnya, Pemerintah setempat masih saja tutup mata. Padahal kondisi jalan tersebut membahayakan pengguna jalan.


Dalam kondisi tak hujan, pantauan SWARABANTEN, jalan tersebut berdebu, terutama mulai dari kampung Wadas Turus Desa Sindangsari hingga ke pertigaan Cikeusal Desa Mekarbaru.


Demikian sebaliknya. Saat hujan tiba jalanpun becek dan licin sehingga ada beberapa pengendara roda dua yang jatuh.


Heri, Kades Sindang Sari saat dikonfirmasi terkait adanya galian C diwilayahnya mengakui, bahwa galian C yang ada di kampung Wadas Turus tersebut memiliki ijin lingkungan.


“Kalau yang dekat Kantor Desa, silahkan saja sama yang bersangkutan. Karena saya tidak tahu,” kata Heri.


Namun saat disinggung kedua galian C tersebut mengantongi ijin IUP,IPR dan IUPK. Kepala Desa mengaku tidak mengetahuinya.


“Karena yang saya tahu, yang di Wadas Turus hanya ijin lingkungan saja. Karena pihak pengusaha belum pernah memberitahu,” dali Heri.


Sementara, Asep Herdiana, Camat Petir saat dikonfirmasi mengaku adanya galian C yang berada di kampung Wadas Turus dan didekat Kantor Desa Sindangsari.


Namun masalah perijinan, kata Camat, galian C di kampung Wadas ada ijin lingkungannya.


Sementara yang dekat Desa Sindangsari sama di Desa Bojong Nangka, Camat mengaku belum tahu kalau ada galian C.


Kecewa

Muhamad Aopidi. SE, Ketua Apdesi Kecamatan Petir saat dikonfirmasi melalui telpon seluler pada Jumat(21/01/22) sangat menyayangkan terhadap pihak pengusaha galian C yang mengabaikan kebersihan lingkungan. Ia Ngaku kecewa


“Jalan yang dilalui kendaraan pengangkut tanah merah menjadi kotor dan penumpukan  tanah merah banyak ditemukan di bahu jalan depan rumah rumah warga yang rumahnya berada  dipinggir  jalan,” kata Aopidi.


“Pada saat hujan tiba jalanpun menjadi becek dan licin sehingga dapat merugikan para para pengendara roda empat dan roda dua,” lanjutnya.


Untuk itu, Aop berharap kepada pihak pengusaha galian C untuk membersihkan tanah tanah yang  berserakan di jalan raya provinsi supaya mengantisipasi kecelakaan kendaraan khususnya roda dua.


“Saya berharap pihak pengusaha memerintahkan bawahannya agar selalu membersihkan jalan raya agar tidak banyak debu dan ketika hujan jalan-jalan tidak menjadi licin,” tutup Aopidi.

(kacong)