Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Nada Sumbang Bintek Prades se Kecamatan Cikeusal di Jogya, Camat Iman Saiman Katakan ini

Rabu, 06 Juli 2022 | Juli 06, 2022 WIB Last Updated 2022-07-06T06:34:11Z

Kegiatan Bintek Prades se Kecamatan Cikeusal

SWARABANTEN - Belum lama ini, perangkat desa (prades) se Kecamatan Cikeusal mengikuti kegiatan Bimbingan Teknis (bintek) Kapasitas Perangkat Desa yang digelar di Hotel Royal DI Yogyakarta.


Kegiatan Bimbingan Teknis Kapasitas Perangkat Desa se Kecamatan Cikeusal tersebut, ternyata tak semuanya direspon positif, banyak nada sumbang.


Pasalnya, Kegiatan Bimbingan Teknis Kapasitas Perangkat Desa yang digelar pada 24 hingga 26 Juni 2022 tersebut, diduga dikoordinir oleh oknum pegawai kecamatan.


Menurut sejumlah kades, kegiatan ini murni kegiatan desa dan panitianya pun harus atas dasar kesepakatan seluruh kepala desa.


Bersumber dari nada sumbang sejumlah kepala desa, swarabanten.com berupaya menelusurinya.


Walhasil, kegiatan tersebut diduga kuat dikordiniri oleh oknum pegawai kecamatan.


Sementara, kata sumber kalangan kepala desa menyebutkan, anggaran yang digunakan adalah bersumber dari ADD (anggaran dana desa).


"Sudah jelas, terkait Anggaran Dana Desa (ADD) pihak kecamatan tidak boleh ikut campur. Karena ini jelas hajat desa bukan hajat kecamatan," ujar salah satu  kepala desa kepada swarabanten.com, yang meminta identitasnya tak disebutkan.


"Karena oknum pihak pegawai kecamatan yang memaksa, dan mengkordinir EO pengadaan travel, ya akhirnya kita ikuti saja," imbuhnya.


Berkaitan dengan hal ini, Iman Saiman, selaku Camat Cikeusal saat dikonfirmasi pada Rabu 29 Juni 2022, mengatakan bahwa hal tersebut sudah diketahi para kepala desa.


Ia pun meminta, menyebtukan kepala desa mana yang merasa keberatan. Yang terjadi, malah kepada desa minta tambahan waktu di Jogya.


"Kalau kegiatan di Jogya itu kepala desa merasa keberatan, kepala desa yang mana dulu dan suruh datang ke saya," kata Iman.


"Yang saya tahu, perangkat dan para kepala desa yang ikut itu, mengaku minta tambahan waktu lagi jangan tiga hari," terang Iman.


Sementara Ketua Apdesi Kecamatan Cikeusal, H Uyu, saat dikonfirmasi dirumahnya mengaku tidak mengetahui dengan persis kegiatan yang diadakan di Jogya.


Ia mengaku, hanya mengertahui malam keberangkatannya saja, karena belum pernah diajak musyawarah


"Yang saya tahu berangkatnya malam Jumat aja. Karena saya tidak pernah diajak musyawarah dan tidak pernah mengikuti rapat, hingga keberangkatan para perangkat desa ke Jogja," kata Uyu.


Uyu juga tak menampik adanya biaya yang dikeluarkan untuk kegiatan ke Jogja.


"Untuk biaya travel kendaraan dan ditransper langsung sebesar kurang lebih Rp. 22 juta lebih," kata Uyu.


Uang tersebut, lanjut Uyu, dikeluarkan dari bendahara desa langsung, dari Anggaran Dana Desa (ADD).


"Itupun karena para perangkat desa yang memaksa ingin ikut. Padahal sejak awal, saya sudah mewanti-wanti jangan ikut. Lebih baik kita adakan di desa saja," ujar Uyu.


H Uyu juga mengatakan, sejak awal tahun ia rapat dengan para kepala desa dari 17 desa se Kecamatan Cikeusal.


Ada 11 kepala desa yang menolak kegiatan diadakan di Jogya dan sepakat dilaksanakan di desa masing masing saja.


"Kalaupun tidak di desa, minimalnya di wilayah provinsi Banten. Toh itukan sifatnya bukan studi banding, melainkan hanya pelatihan perangkat desa," tutup Uyu. **kcg.