SWARABANTEN - Aktivis LSM Obank Agus Rusmana mengecam tindakan kawanan matek yang merampas sepeda motor milik warga Kecamatan Malingping Kabupaten Lebak.
Menurutnya, tindak perampasan unit kendaraan di jalanan oleh kelompok matel tersebut, sangat tidak dibenarkan.
"Menyikapi peristiwa ini, saya prihatin dan mengecam keras tindakan perampasan unit dijalanan," ujar Agus, Sabtu 20 Juli 2024.
Lanjutnya, tindakan pengambilan unit secara paksa dijalanan, tak ubahnya dengan perilaku premanisme.
"Kalaupun konsumen itu bermasalah, ada mekanisme yang bisa ditempuh. Bukan dengan merampas unit dijalanan," tandas Agus.
"Kalau memang betul, yang merampas itu matel yang diberi tugas menarik unit, itu tak ubahnya preman yang dilindungi perusaahaan leasing," imbuhnya.
Agus juga sangat menyayangkan, masih lemahnya penegakkan hukum terhadap kelompok matel yang mengambil paksa kendaraan di jalanan.
Mestinya, sambung Agus, aparat penegak hukum (APH) cepat tanggap dengan sejumlah kasus penarikan paksa kendaraan di jalanan.
Demikian juga dengna kelompok matel, dalam penarikan kendaraan bermasalah dengan cicilan itu ada mekanismenya.
Karenanya, Agus mengajak seluruh masyarakat agar melek dengan persoalan matel yang bergaya premanisme.
"Saya mengajak kepada masyarakat, laporkan bila ada oknum matel yang bekerja secara melawan hukum," ucap Agus.
Seperti diberitakan media ini, David Sultan (20), mahasiswa STAI Nurul Hidayah Malingping, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, menjadi korban perampasan sepeda motor yang tengah ia kendarai oleh mata elang (matel).
Motor jenis Honda Vario berwarna Hitam, B 4927 BOK. dirampas oleh mata elang (matel) di bilangan Rangkasbitung pada Selasa (16 Juli 2024).
Saat itu, David Sultan hendak mengikuti latihan Instruktur Nasional organisasi Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama di Jakarta Timur.
David mengungkapkan, ke 4 orang itu menyuruh paksa dirinya berhenti. Dengan perasaan takut terjadi apa - apa, David pun menuruti perintah ke 4 orang tersebut.
"Setelah saya berhenti, mereka meminta STNK dan kunci motor saya. Dan meraka membawa saya ke arah terminal Mandala, tepatnya di depan kantor MAF, mereka pergi meninggalkan saya dan membawa kendaraan saya. Tanpa memberikan keterangan atau surat apapun," terang David dengan nada lirih.**