SWARABANTEN – Masalah stunting masih menjadi tantangan serius bagi kesehatan anak di Indonesia. Untuk mengatasi hal ini, KKN 40 UIN SMH Banten mengadakan seminar kesehatan dengan tema “Mewujudkan Generasi Emas Bebas Stunting: Pencegahan dan Pengelolaan Stunting di Masyarakat”.
Acara ini berlangsung di Kantor Desa Bungurcopong, Kecamatan Picung, Kabupaten Pandeglang, dan menghadirkan sejumlah pakar kesehatan anak, ahli gizi, dan perwakilan pemerintah.
Rifki Firdaus, Koordinator KKN Desa Bungurcopong, menyampaikan dalam sambutannya bahwa pencegahan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga keluarga dan masyarakat.
“Setiap individu memiliki peran penting dalam memastikan anak-anak tumbuh sehat dan cerdas,” ujarnya.
Para narasumber memberikan paparan mendalam mengenai faktor-faktor risiko stunting, seperti kekurangan gizi kronis, penyakit infeksi, dan praktik pengasuhan yang tidak tepat.
Selain itu, peserta juga diajak untuk berdiskusi mengenai upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan mengatasi stunting, mulai dari tingkat keluarga, masyarakat, hingga pemerintah.
Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain adalah pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) yang bergizi, pemantauan tumbuh kembang anak secara teratur, serta perbaikan sanitasi lingkungan.
Marpudin, selaku Sekretaris Desa, menekankan bahwa stunting tidak hanya berdampak pada pertumbuhan fisik anak, tetapi juga mengganggu perkembangan otak dan potensi mereka di masa depan.
Ia juga menjelaskan bahwa tingkat stunting di Desa Bungurcopong masih tinggi dibandingkan desa-desa lain di Kecamatan Picung.
"Kegiatan ini merupakan ilmu yang harus digunakan untuk menjalankan kehidupan berumah tangga nanti," tegasnya.
Kegiatan ini juga diisi dengan praktek pembuatan MPASI yang baik untuk tumbuh kembang anak dan pengetahuan praktek pemberian ASI yang benar. Para peserta seminar mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam mengenai penyebab stunting, mulai dari faktor gizi buruk, penyakit infeksi, hingga praktik pengasuhan yang kurang tepat.
Selain itu, para ahli juga berbagi tips dan strategi untuk mencegah stunting, seperti pemberian ASI eksklusif, pemberian makanan pendamping ASI yang bergizi, dan pentingnya pemantauan tumbuh kembang anak.
Melalui seminar ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya pencegahan stunting sejak dini.
Selain itu, para peserta juga mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menerapkan pola hidup sehat dan memberikan asuhan yang tepat bagi anak.(fik)**