SWARABANTEN - SMAN 2 Polewali menjadi sekolah di Polewali Mandar yang secara konsisten menggelar pelatihan terpadu Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB), dengan melibatkan lintas instansi seperti Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Palang Merah Indonesia (PMI).
Program ini berlangsung sejak Jumat pekan lalu (14/11) dengan sesi pembukaan, dilanjutkan materi teori pada Sabtu (15/11), dan puncaknya simulasi evakuasi kebencanaan pada Jumat (21/11).
Selama dua hari pelatihan, ratusan peserta didik kelas X dibekali pengetahuan dan praktik langsung terkait mitigasi risiko bencana, penanganan kebakaran, dan pendidikan dalam situasi darurat.
Simulasi gabungan ini dirancang menyerupai kondisi nyata, melatih peserta didik untuk tetap tenang, cepat tanggap, dan bekerja sama dalam proses penyelamatan.
Dari pihak sekolah, Baharuddin, S.Pd., fasilitator SPAB SMAN 2 Polewali, menuturkan harapannya melalui pelatihan SPAB ini.
"Tujuannya agar seluruh warga sekolah, baik peserta didik maupun tenaga pendidik paham tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana di lingkungan sekolah. Kami berharap kerja sama lintas instansi seperti Damkar, BPBD, PMI, dan instansi terkait terus berlanjut, bahkan lebih mendalam di masa mendatang,” ujar Baharuddin.
Dari BPBD Polewali Mandar, Abu Bakar dari Tim Reaksi Cepat menjelaskan bahwa pelatihan ini bukan hanya simulasi formalitas, melainkan upaya mencetak relawan sekolah yang tangguh dan mandiri.
"Kami ingin peserta didik mampu menjadi ujung tombak evakuasi dini sebelum tim penolong tiba di lokasi, serta menjadi mitra BPBD dalam menyuarakan literasi kebencanaan,” ungkapnya.
Sementara dari PMI Polewali Mandar, Harmiani, staf Bidang Penanggulangan Bencana, menekankan pentingnya peran peserta didik dalam pendidikan kebencanaan.
"Harapan kami, kegiatan ini menambah pengalaman praktis dan pemahaman kemanusiaan. Ini sudah menjadi kegiatan rutin, dan kami ingin agar terus berkelanjutan di sekolah-sekolah lain,” tuturnya.
Dari UPTD Damkar Polman, pemateri Jabir Nugroho menegaskan pentingnya kesiapsiagaan terhadap risiko kebakaran di lingkungan pendidikan.
"Kami selalu tekankan dua hal : jangan panik, dan kenali alat pemadam di sekitar. Setiap detik adalah golden time saat api muncul. Latihan ini adalah investasi keselamatan jangka panjang bagi generasi muda,” kata Jabir.
Kegiatan simulasi berlangsung dengan lancar dan mendapat apresiasi dari semua pihak.
Kolaborasi ini menandai keberlanjutan pola kerja terpadu yang sebelumnya telah dilakukan Damkar Polman di berbagai lini masyarakat, mulai dari edukasi anak usia dini di RA se-Kabupaten Polman, pelatihan bagi karang taruna di Kelurahan Pekkabata, hingga sosialisasi keselamatan di lingkungan perusahaan.
Langkah SMAN 2 Polewali dinilai sebagai model penerapan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) yang dapat menjadi rujukan sekolah lain di Sulawesi Barat.
Dengan semangat kolaborasi lintas instansi, kegiatan ini tidak hanya membangun kesiapsiagaan bencana, tetapi juga karakter tangguh dan kepedulian sosial di kalangan pelajar. (Andi Annissa/Abid A.R)
