
SwaraBanten.com - Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK) di Provinsi Aceh dikembangkan dengan kewirausahaan
Islami dan berbasis teknologi. Hal ini, kata Pelaksana Tugas Gubernur
Aceh, Nova Iriansyah, merupakan kewajiban bagi Pemerintah Aceh.
Nova menjelaskan, saat ini
peserta didik terlahir di era digital dan pesatnya teknologi, sehingga mereka
lebih mudah dan cepat menyerap teknologi terbaru.
“Salah satu
urusan wajib yang menjadi kewenangan Pemerintahan Aceh yang merupakan
pelaksanaan keistimewaan Aceh adalah penyelenggaraan pendidikan yang
berkualitas dan Islami dengan menambah dan mengintegrasikan materi dinul
Islam sesuai dengan syariat Islam,” ujarnya.
Plt Gubernur
Aceh mengatakan, perkembangan tersebut bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan para
guru untuk menerapkan pendidikan berbasis teknologi dan kewirausahaan, yang
dapat mengantisipasi kekurangan industri di sekitar daerah itu.
Ia
mengatakan, penguatan karakter akhlakul karimah anak juga
ditopang dengan hadirnya kurikulum Aceh, yang khusus pendidikan SMK di
Aceh diberi nama Eduteknopreneur
Islami yang
memiliki arti bahwa pendidikan SMK Aceh berbasis teknologi dan kewirausahaan
yang Islami.
Nova
menjelaskan, pada tahun ajaran 2019/2020 akan dimulai serentak di seluruh Aceh
dan kurikulum Eduteknopreneur menerapkan pendekatan
pembelajaran berbasis tempat kerja atau sering disebut Work Based Learning (WBL).
Sementara
Kepala SMK Negeri 1 Nurussalam, Muhammad Nasir, mengatakan, SMK yang
dipimpinnya ini mempunyai dua jurusan, yaitu Teknik Jaringan Akses
Telekomunikasi dan Jurusan Teknik Jaringan Tenaga Listrik.
“Dan saat
ini kita sudah mempunyai 17 pengajar yang 60 persennya adalah guru kontrak
provinsi dengan jumlah siswa saat ini sebanyak 57 orang untuk kedua jurusan,”
sebutnya.
Pada
kesempatan itu, dilakukan pula penandatanganan prasasti dan penyerahan SK Plt
Kepala SMK Negeri 1 Nurussalam serta penyerahan serifikat tanah waqaf dari
salah seorang warga setempat. (Sumber:Hidyatullah)