![]() |
Petuga PKM Malingping dan Dinkes Lebak meninjau lokasi terdampak wabah Chikungunya dan DBD di Kampung Cikeusik Timur Desa Malingping selatan. Selasa (7/4/2020) |
Beserta rombongan dari Puskesmas Malingping, Kepala PKM Malingping, Juju Suardi mengatakan, penantauan jentik dan abatisasi fogging itu dilakukan sebagai upaya pencegahan kembang-biaknya nyamuk pemicu Chikungunya dan DBD.
"Intinya ini sebagai upaya dari PKM Malingping dan Dinkes Lebak dalam melakukan antisipasi pemberantasan Chikungunya dan DBD yang menimpa warga Ciktim sebagaimana berita itu. Dan memang benar, karena sekarang pun masih ada beberapa warga yang sedang terjangkit wabah itu, yang lain udah pada sembuh, mungkin di sini totalnya lebih dari 20 orang yang terserang," ujar Juju Suardi, Selasa (7/4).
Menurutnya, dua penyakit itu bahaya dan keberadaannya hampir mirip, semuanya disebabkan nyamuk.
"Ya ini kita turun untuk imbauan pencegahan sekaligus pemberantasan jentik nyamuk Aedes Albopictus yang jadi pemicu Chikungunya dan Aedes Agypty pemicu DBD. Gejala keduanya hampir mirip dan sama berbahaya. Ada demam tinggi, panas dingin, batuk dan mual dan nyeri sendi. Dan saya harap warga harus rutin membersihkan bak mandi dan tempat-tempat bersarang nyamuk serta konsultasi ke puskesmas," jelasnya.
Asti (49) salah seorang warga setempat mengungkapkan, dirinya mengaku baru sembuh dari Chikungunya dan kini suaminya masih mengalami sakit. " Kalau saya sudah tiga hari ini sembuh, kalau suamu saya sekarang masih sakit. Terasanya badan panas dingin, sendi pada nyeri, lambung mual, kaki berat seperti lumpuh dan kulit gatal gimbal," terangnya.
Pantauan, rombongan petugas PKM Malingping dan Dinkes di TKP langsung memeriksa setiap kamar mandi warga dengan memoging serta membagikan serbuk abatisasi untuk di masukin bak. Selanjutnya petugas pun memberikan penyuluhan kesehatan ke setiap warga setempat. (red)