SWARABanten.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Riset dan Teknologi
(Menristek)/Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) tengah melakukan uji klinis
terhadap jahe merah, jambu biji dan minyak kelapa murni yang diharapkan dapat
meningkatkan ketahanan tubuh dari paparan COVID-19.
“Kita sudah melakukan baik sistematic review, kemudian studi
bioinformatika dan saat ini sedang melakukan uji klinis, terutama di Rumah
Sakit Wisma Atlet, terutama untuk bahan-bahan seperti jahe merah, jambu biji
dan kemudian juga virgin coconut oil,” kata Menristek Bambang P. S.
Brodjonegoro dalam keterangan resmi di Media Center Gugus Tugas Percepatan
Penanganan COVID-19, Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB),
Jakarta, Minggu (3/5).
Ia mengatakan kementeriannya berharap mereka dapat mendayagunakan suplemen
yang sudah ada yang mengandung bahan-bahan tersebut sehingga diharapkan cocok
untuk meningkatkan daya tahan tubuh sehingga dapat mengatasi penyakit COVID-19.
“Paling tidak (dapat) meningkatkan daya tahan terhadap COVID-19 ataupun
kemudian menghasilkan suplemen baru yang diharapkan bisa menumbuhkan daya tahan
tubuh terhadap COVID-19,” katanya.
Sementara itu, untuk obat yang diharapkan dapat mengatasi penyakit
COVID-19, Menristek mengatakan kementeriannya sedang melakukan uji klinis
terhadap berbagai macam obat yang direkomendasikan dari luar negeri, baik
avigan, chloroquine dan tamiflu, selain juga obat pil kina yang sedang
dikembangkan di Indonesia.
“Pil kina (ini) sedang kita uji sebagai salah satu alternatif obat yang
barangkali bisa meringankan beban penderita COVID-19,” ujarnya.
Selain itu, Kemenristek juga sedang melakukan riset terhadap convalescent
plasma sebagai terapi untuk pasien COVID-19.
“Di mana plasma dari pasien yang sudah sembuh itu kemudian dicoba
diberikan sebagai terapi untuk pasien COVID-19 yang sedang dalam kondisi
berat,” katanya.
Penelitian yang sudah mulai dilakukan di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat
(RSPAD) Gatot Subroto terhadap convalescent plasma tersebut, kata Bambang,
menunjukkan hasil yang cukup melegakan, meski masih memerlukan riset dalam
skala besar.
Oleh karena itu, Kemenristek/BRIN bersama dengan Kementerian Kesehatan
(Kemenkes) akan melakukan riset yang lebih besar dan akan melibatkan banyak
rumah sakit di berbagai daerah di Indonesia, tidak hanya di Jakarta, untuk
mengembangkan convalescent plasma.
“Misalkan di Malang, di Yogyakarta, Surabaya, Solo maupun tempat-tempat
lainnya,” kata Menristek.
Ia berharap convalescent plasma tersebut dapat menjadi alternatif untuk
meningkatkan kesembuhan penderita COVID-19.
Selain convalescent plasma, Kemenristek juga sedang mengembangkan serum
anti-COVID-19.
“Kita mencoba membuat serum anti-COVID-19 yang merupakan kerja sama antara
Biofarma, LIPI (Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia) dan IPB (Institut Pertanian
Bogor), yang kita harapkan nantinya juga bisa menjadi alternatif untuk
meningkatkan kesembuhan dari COVID-19,” pungkasnya. (red)