Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Ketum PBNU: Omnibus Law Untungkan Investor, Tapi Nindas Rakyat Kecil

Kamis, 08 Oktober 2020 | Oktober 08, 2020 WIB Last Updated 2020-10-08T10:48:20Z
BantenEkspose.com
- Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj memandang UU Cipta Kerja atau Omnibus Law yang baru diputuskan pada Senin (5/10) lalu, sangat tidak seimbang sebab hanya menguntungkan satu kelompok.
 
Terlebih, menurutnya, di era keterbukaan seperti sekarang ini yang sangat bebas dan liberal, belum lagi ditambah dengan sistem kapitalisme membuat nasib rakyat kecil semakin tertindas. Kiai Said menilai para politisi hanya memanfaatkan rakyat untuk kepentingan suara. 

“Hanya menguntungkan konglomerat, kapitalis, investor. Tapi menindas dan menginjak kepentingan atau nasib para buruh, petani, dan rakyat kecil,” tegas Kiai Said seperti dilansir daei laman nu.or.id, Kamis, 8 Oktober 2020. 

Ia mengajak, warga NU harus punya sikap tegas dalam menilai UU Cipta Kerja yang kontroversi itu. Sikap itulah yang akan menemukan jalan keluar. 

“Mari kita cari jalan keluar yang elegan, yang seimbang dan tawasuth (moderat). Kepentingan buruh dan rakyat kecil harus kita jamin. Terutama yang menyangkut pertanahan, kedaulatan pangan, dan pendidikan,” tegas pria kelahiran Cirebon ini.

Kiai Said menilai, UU Cipta Kerja menganggap lembaga pendidikan layaknya perusahaan. Ia menegaskan dengan intonasi yang meninggi bahwa hal tersebut tidak bisa dibenarkan. 

“Kita harus melakukan judicial review. Harus meminta ditinjau ulang tapi dengan cara elegan bukan dengan anarkis. Kita harus bersuara demi warga NU, demi NU, dan demi moderasi dalam membangun masyarakat. Tidak boleh mengorbankan rakyat kecil,” tegasnya kembali. 

Lebih jauh, Kiai Said menjelaskan, bahwa UUD 1945 Pasal 33 masih sangat jauh dari implementasi. Menurutnya, konstitusi negara itu hanya sebatas tulisan di atas kertas putih yang dicetak berulang-ulang dengan jumlah jutaan lembar.  

“Tapi tidak pernah diimplementasikan bahwa kekayaan Indonesia ini untuk seluruh rakyat Indonesia. Apakah itu sudah diimplementasikan? Sama sekali tidak. Bahkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin kian miskin,” jelasnya miris. (mac)