Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Lebak Terpilih Jadi Lokasi Upland Project, 500 Hektar Disiapkan Untuk Tanam Manggis

Kamis, 25 Maret 2021 | Maret 25, 2021 WIB Last Updated 2021-03-25T00:34:27Z


SwaraBanten
- Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya menghadiri acara Penandatanganan Perjanjian Hibah Daerah (PHD) pada kegiatan The Development Of Integrated Farming System In Upland Area, Bertempat di Hotel Aston Priority Simatupang and Conference Centre, Jakarta, Rabu (24/03/2021).

Kabupaten Lebak menjadi salah satu lokasi yang terpilih dalam pelaksanaan kegiatan Upland Project, pada lahan seluas kurang lebih 500 hektar dengan komoditas manggis.

"Upland merupakan proyek Pengembangan Sistem Pertanian Terpadu di Daerah Dataran Tinggi, yang bertujuan untuk meningkatkan produktivitas pertanian dan pendapatan petani di daerah dataran tinggi, melalui pembangunan dan peningkatan infrastruktur lahan dan air, sistem pertanian modern dan penanganan pasca panen,"kata Sarwo Edhy, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), dalam sambutannya pada acara penandatanganan perjanjian hibah daerah.

“Saya harapkan kegiatan Upland ini menjadi satu kegiatan yg sangat menantang dalam mengharmonisasikan semua aspek sehingga semuanya bisa kita laksanakan dan menjadi pilot project yang menarik untuk dicontoh oleh daerah-daerah lain,” tambah Dirjen.

Sementara itu Bupati Lebak Iti Octavia mengatakan, upland ini adalah program yang sangat memotivasi Kabupaten Lebak, untuk peningkatan produksi dan produktivitas pertanian, terlebih Kabupaten Lebak merupakan daerah penyangga ibu kota juga daerah konservasi dan berbasis pertanian.

Bupati melanjutkan, Pemkab Lebak akan memanfaatkan dana hibah yang diberikan untuk bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya bagi masyarakat kabupaten lebak.

“Kita berharap, ini menjadi titik awal untuk kemandirian pangan di Indonesia,” kata Iti

Bupati juga menjelaskan strategi dalam pelaksanaan Upland Project ini adalah dengan melibatkan seluruh stakeholder dan terus meningkatkan kapasitas, memperketat pengawasan.

“Yang terpenting adalah mengupgrade ilmunya kepada masyarakat petani kita, bukan hanya petani yang sudah berumur tetapi bagaimana juga menggerakkan para petani milenial sehingga mau ikut bergerak membangun Indonesia dari sektor pertanian,” ujar Iti (ko/red)