![]() |
Ilustrasi serangan jantung (Foto: siloamhospitals.com) |
SWARABANTEN - Pada kondisi tertentu, seseorang bisa saja mengakami rasa cemas berlebih (panic attack ) yang muncul secara tiba-tiba.
Perasaan cemas dan takut belrebih itu, tak jarang dibarengi dengan kondisi fisik berupa sesak napas hingga jantung berdebar.
Karena gejala tersebut, sebagian orang awam banyak yang menganggap, telah terjadi serangan jantung, benarkah demikian?
Sebabnya, meskipun serangan jantung dan panic attack dapat memiliki gejala yang mirip, penting untuk mengenali perbedaannya.
Memahami kondisi ini dapat membantu individu mengambil langkah yang tepat untuk mendapatkan perawatan yang diperlukan.
Melansir sebuah artikel yang dipublis laman resmi RS Siloam, diungkap perbedaan kondisi seseorang mengalami panic attack dan serangan jantung.
Panic attack adalah kondisi ketika seseorang merasa takut dan cemas berlebih yang muncul secara tiba-tiba. Kondisi ini sering kali menimbulkan gejala berupa sesak napas hingga jantung berdebar.
Karena gejala tersebut, sebagian orang awam mungkin kesulitan untuk membedakan panic attack dan serangan jantung.
Lantas, apa perbedaan panic attack dan serangan jantung? Simak tuntas uraian kesehatan di bawah ini.
Perbedaan:
Tim Tim Medis Siloam Hospitals menyampaikan, bahwa panic attack maupun serangan jantung (infark miokard), keduanya dapat terjadi secara tiba-tiba. Dua kondisi tersebut juga kerap menimbulkan gejala yang serupa, seperti jantung berdebar, nyeri dada, pusing, mual, sesak napas, dan sebagainya. Meski begitu, perlu dipahami bahwa panic attack dan serangan jantung merupakan dua kondisi yang berbeda.
Panic attack pada dasarnya berkaitan dengan kondisi psikologis seseorang. Sementara itu, serangan jantung adalah kondisi fisik yang terjadi akibat berkurangnya aliran darah menuju jantung.
1. Penyebab
Perbedaan panic attack dan serangan jantung yang pertama dapat dilihat dari penyebab yang mendasarinya. Seperti yang telah dijelaskan, panic attack berkaitan dengan faktor psikologis yang terjadi ketika hormon stres di dalam tubuh meningkat dan memicu respons fight-or-flight.
Hal inilah yang kerap membuat penderita panic attack merasakan jantung berdebar, sesak napas, dan berkeringat berlebihan saat mengalami serangan panik tersebut. Panic attack juga bisa terjadi ketika seseorang mengalami situasi yang memicu emosi yang intens, seperti saat akan presentasi di depan kelas, naik pesawat terbang ketika memiliki fobia ketinggian, dan lain-lain.
Sementara itu, penyebab utama serangan jantung adalah terhambatnya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini dapat menimbulkan kerusakan jaringan otot jantung yang bisa mengganggu kerja organ jantung dalam memompa darah ke seluruh tubuh. Serangan jantung sering kali muncul ketika seseorang sedang melakukan aktivitas fisik dengan intensitas sedang, seperti joging, lari, dan sebagainya.
Adapun beberapa kondisi yang bisa meningkatkan risiko terjadinya serangan jantung adalah:
> Menderita kondisi medis tertentu, seperti penyakit jantung koroner, aterosklerosis, tekanan darah tinggi (hipertensi), diabetes, obesitas, dan sebagainya.
> Memiliki keluarga dengan riwayat serangan jantung atau penyakit jantung lainnya.
> Menderita kolesterol tinggi.
> Jarang berolahraga.
> Menerapkan pola makan yang tidak sehat, seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak secara berlebihan.
> Memiliki kebiasaan merokok.
2. Gejala
Secara umum, gejala panic attack dan serangan jantung memang cenderung serupa, seperti nyeri dada, sesak napas, jantung berdebar, keringat berlebihan, dan sebagainya. Namun, jika dilihat lebih jauh, terdapat beberapa perbedaan pada karakteristik gejala panic attack dan serangan jantung.
Nyeri dada akibat panic attack biasanya hanya terbatas di area dada. Sebaliknya, nyeri dada akibat serangan jantung dapat menjalar ke bagian tubuh lain di sekitar jantung, seperti bahu kiri, lengan kiri, dan rahang.
Di samping itu, serangan jantung biasanya menimbulkan gejala yang intens, dapat terjadi secara tiba-tiba atau berkembang secara perlahan dan kian memburuk dalam beberapa menit. Nyeri dada akibat kondisi ini juga bisa hilang timbul beberapa kali sebelum serangan jantung benar-benar terjadi.
3. Durasi
Perbedaan panic attack dan serangan jantung juga bisa dilihat dari durasi kemunculan gejalanya. Biasanya, gejala panic attack berlangsung selama beberapa menit atau jam. Kemudian, setelah gejala tersebut mereda, penderita panic attack akan merasa lebih baik.
Sedangkan, gejala serangan jantung bisa terus berlanjut atau datang dan pergi secara bertahap. Gejala yang muncul akibat serangan jantung juga bisa semakin memburuk dan berakibat fatal apabila tidak segera mendapatkan penanganan medis yang tepat.**