Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Diduga Buntut Penyetopan 2 Truk Tronton Over Tonase, Bos Pabrik Triplek CV CKS Tantang Duel Perwakilan Warga

Selasa, 17 Desember 2024 | Desember 17, 2024 WIB Last Updated 2024-12-17T13:32:04Z


SWARABANTEN -
Juli Sudianto (48) Warga Kampung Dengung Timur, Desa Sindangmulya, Kecamatan Maja, Kabupaten Lebak salah seorang perwakilan warga mengatakan, dirinya ditantang duel oleh bos pemilik pabrik triplek CV.CKS, Mr Chang yang merupakan WNA asal negara Korea. 


Tantangan duel oleh bos pabrik triplek yang beroperasi di Kampung Dengung Timur, Desa Sindangmulya tersebut itu, diduga ia kesal kepada warga yang melakukan aksi blokade jalan kearah lokasi TPSA dan Pabrik Triplek miliknya. 


" Mau berantem sama saya bos pemilik pabrik itu, ngajak berantem sama saya. Tadi ribut sama saya di kantor desa, saya dipaksa harus mengijinkan truk masuk. Saya ribut barusan dengan bos pabrik itu. Ngak mau sekarang mah jadi perwakilan masyarakat, terserah masyarakat mau ditutup total juga jalan sekarang mah," ungkap Juli Sudianto perwakilan warga Desa Sindangmulya, Selasa (17/12/2024). 


Menurut Juli Sudianto, sebelum kejadian dirinya ditantang duel oleh bos pabrik triplek CV. CKS itu, awalnya ia diberitahu oleh ketua RT, bahwa ia diundang oleh Kades untuk duduk bareng dan bertemu dengan pihak perusahaan pabrik triplek tersebut. 


"Saya diminta untuk mewakili masyarakat, saya hadir ke kantor desa. Ternyata kades pun tidak ada di kantor desa, diwakilkan oleh salah satu staf desa. Karena tanggung sudah datang kesitu (kantor desa), Mr Chang dan Isterinya, manager dan HRD nya ada di situ," terang Juli Sudianto. 


Setelah disampaikan penjelasan kepada pihak perusahaan, kenapa aksi terjadi karena jalan rusak. 


"Buntut Penyetopan Truk Tronton semalam, karena adanya larangan tertulis dari Kades," tukas Juli Sudianto. 


Menanggapi hal ini, Ketua Umum Badan Kerjasama Lumbung Sosialisasi Masyarakat (BK-LSM) Kabupaten Lebak, Mamik Slamet, menyayangkan jika pihak perusahaan malah terkesan arogan terhadap Warga. 


"Terkait kerusakan jalan tersebut, seharusnya hal itu menjadi tanggungjawab semua pihak. Apalagi disitu ada perusahaan swasta, ya mereka juga harus memikirkan infrastruktur pendukungnya, jangan hanya nyari keuntungan," kata Mamik.


"Begitu pun dengan TPST milik pemerintah, juga jangan hanya narik setribusi dari persampahannya saja, kesejahteraan warga yang ada disekitar lokasi juga harus diperhatikan, ya minimal infrastruktur jalan lah sebagai salah satu akses jalan juga harus menjadi prioritas," imbuhnya.


Mamik menyayangkan jika ada salah satu pengusaha yang terkesan arogan dan bersikap kasar terhadap Warga. 


"Insya Allah nanti kita dorong terkait dokumen kelengkapan izin perusahaannya, seharusnya pengusaha tersebut bisa berbaur dengan Warga sekitar, karena tidak mungkin perusahaan itu berdiri tanpa adanya izin lingkungan dari Warga setempat, terlebih pemilik perusahaannya WNA, nanti saya akan konsolidasi dengan pengurus LSM dan Ormas lainnya, kita akan sikapi bersama-sama," ujarnya.


Sementara itu, Nani Permana Kades Sindangmulya Kecamatan Maja, saat dikonfirmasi melalui sambungan WhatsAppnya, belum dapat dihubungi. 


Hingga berita ini ditayangkan, SWARABANTEN masih berupaya menghubungi pihak - pihak terkait yakni, Mr Chang bos pabrik triplek CV CKS, dan pihak dinas perizinan lantaran diduga belum kantongi izin operasional. Padahal, informasi diperoleh. Pabrik triplek CV CKS, pekerjakan karyawan sekitar 300 orang karyawan.**