![]() |
Kader PKS saat menggelar aksi, (Dok. Akun X PKS Banten). |
SWARABANTEN - Sebanyak 20 ribu kader PKS Banten akan mengikuti aksi simpatik membela warga Palestina dari serangan zionis Israel bersama kader PKS lainnya dari wilayah Jakarta dan Jawa Barat, Sabtu (24/5/2025).
Puluhan ribu kader itu nantinya akan bertitik kumpul di Jiexpo Kemayoran. Jakarta.
Ketua DPW PKS Banten Gembong R Sumedi mengatakan, aksi ini merupakan bentuk kepedulian PKS terhadap warga Palestina yang saat ini terus mendapatkan serangan dari Israel.
"Orang-orang Zionis Israel tanpa adanya penolakan dari seluruh masyarakat dunia, mungkin dia akan tetap begitu, makanya kita turun ke jalan untuk menyuarakan kemerdekaan saudara kita di Palestina," kata Gembong.
Diketahui, Israel kembali melakukan serangan ke Jalur Gaza. Bahkan pada Jum'at (23/5) kemarin dilaporkan terdapat 16 warga Gaza yang meninggal akibat gempuran militer Israel.
Menurut data terbaru Kementerian Kesehatan Gaza, sedikitnya 3.613 orang tewas akibat serangan-serangan Israel di wilayah tersebut sejak operasi militer kembali dilanjutkan.
Gembong menyebut jika serangan yang dilakukan Israel bukan sebuah perang, melainkan aksi genosida.
Yang mana, lanjut dia, Israel tidak hanya melakukan serangan militer, namun juga melakukan pembatasan pemberian bantuan berupa makanan dan obat-obatan dari berbagai negara termasuk Indonesia kepada warga Gaza.
"Mereka membatasi semua bantuan yang dikirimkan, termasuk dengan makanan. Ini sama saja dengan genosida, membuat saudara kami di Gaza sengsara dan kelaparan," ungkapnya.
Melalui aksi ini pihaknya mengajak warga dari seluruh dunia untuk memberikan dukungan kepada warga Palestina dengan penghentian aksi genosida yang dilakukan Zionis Israel.
Selain itu, dirinya juga menyuarakan aksi boikot terhadap seluruh produk Israel.
Katanya, aksi boikot produk Israel perlu dilakukan guna menghentikan aliran dana yang dapat dipakai untuk mendukung penyerangan warga Palestina.
"Dengan boikot ini tentunya akan menghambat aliran dana ke Israel, sehingga mereka akan kehilangan dana untuk terus melakukan agresi militer," tuturnya. ***