SWARABANTEN - Persoalan sampah masih menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan lingkungan, terutama di wilayah pedesaan. Tidak terkecuali Desa Carenang Udik yang juga terdampak akibat penumpukan sampah anorganik yang sulit terurai, seperti plastik, kaca, logam, dan styrofoam.
Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) Universitas Bina Bangsa kelompok 77 menggelar kegiatan bertajuk “Sampah Abadi: Kenali Jenis Sampah yang Sulit Terurai dan Bahayanya bagi Lingkungan”. Kegiatan ini bertujuan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai jenis-jenis sampah yang sulit terurai serta dampaknya terhadap kelestarian lingkungan.
“Sampah plastik bisa bertahan ratusan tahun di tanah. Jika dibiarkan, ini akan mengganggu ekosistem dan mencemari air tanah,” ujar Sita Oktafiani Eka Putri, SKM., MKM selaku Narasumber
Kegiatan yang digelar pada Minggu, 27 Juli 2025 tersebut diikuti oleh sekitar 35 peserta, mayoritas ibu rumah tangga Desa Carenang Udik. Melalui pemaparan materi, narasumber menjelaskan perbedaan sampah organik dan anorganik. Sampah organik dapat terurai secara alami dan bermanfaat sebagai kompos, sementara sampah anorganik membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai bahkan hingga ratusan tahun, serta berisiko mencemari lingkungan.
Penyuluhan ini tidak hanya memberikan pengetahuan, tetapi juga menumbuhkan kesadaran baru di tengah masyarakat. Antusiasme warga terlihat dari inisiatif yang muncul setelah kegiatan, seperti pemilahan sampah rumah tangga.
Kegiatan ini berhasil menciptakan ruang belajar bersama, menguatkan semangat gotong royong, serta menumbuhkan budaya peduli lingkungan. Dampak positif ini menjadi langkah penting dalam mewujudkan Desa Carenang Udik yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan.**
