Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Naas..., Bocah Perempuan Tewas Tenggelam di Kubangan Air Bekas Galian Proyek Tol

Kamis, 09 April 2020 | April 09, 2020 WIB Last Updated 2020-04-09T23:32:13Z
SwaraBanten.com - Seorang anak Perempuan ditemukan tewas tenggelam di kubangan air bekas galian tanah, proyek pembangunan Tol Serang - Panimbang milik PT WIKA, di lahan persawahan yang berada di perbatasan dua Kelurahan yakni Kelurahan Pasuluhan dan Kelurahan Pabuaran Kecamatan Walantaka Kota Serang, Kamis (02/04/2020) belum lama ini, sekira pukul 16:05 WIB petang.

Korban tewas tenggelam ini bernama Kesih usia 12 tahun, warga Kampung Cibajo RT 09 RW 03 Kelurahan Pasuluhan Kecamatan Walantaka Kota Serang.

Adapun tempat lokasi kejadian berada diantara lahan persawahan warga, yang lebih condong masuk ke wilayah Kampung Ciwuni Kelurahan Pabuaran Kecamatan Walantaka Kota Serang Banten.

Kronologis kejadian naas bermula, saat Korban bersama kelima teman - temannya, sedang asyik bermain dan berenang di kubangan air bekas galian tanah itu, padahal Korban diketahui tidak bisa berenang.

Sekira pukul 15.30 WIB atau selepas Ashar, kelima teman-teman korban beranjak dari kubangan air bekas galian. Tetapi anak anak tersebut tidak melihat korban, malah saling menanyakan dimana korban berada.

Lalu, mereka berinisiatif memanggil ibunya bernama Tikah, dan seketika itu dengan perasaan kaget ia langsung mencari dan memanggil korban. Tapi tidak ada sahutan, sementara Kemed ayah korban langsung mencari dengan cara menceburkan diri ke kubangan air, hanya saja dia juga tidak bisa berenang sehingga dia lakukan pencarian di pinggiran kubangan air saja.

Tenggelamnya korban ini terdengar dari teriakan minta tolong Tikah oleh
Sarmin (50) Petani warga Ciwuni Kelurahan Pabuaran, yang kebetulan  juga sedang berada tidak jauh dari lokasi kejadian, ia pun lantas segera membantu dengan mencebur ke kolam mencari korban yang diduga tempat tenggelam di Kubangan tersebut.

"Saya denger Tikah minta tolong, saya dateng dan saya lihat Kemed (Ayah Korban) di dalam Kubangan itu sedang mencari anaknya, tapi Kemed gak berani ke tengah, karena gak bisa berenang," ujar Sarmin, kepada wartawan, Kamis (09/04/2020) siang, sambil menunjuk ke lokasi kejadian.

Kemudian, masih kata Sarmin, pencarianpun dilakukan bersama - sama dengan warga lainnya yang sempat mendengar teriakan kedua orangtua korban, dan berhasil mengangkat dalam kondisi tubuh korban kaku dan membiru. Meskipun membutuhkan waktu hampir satu jam, itupun dibantu dengan sebilah bambu karena kedalaman kubangan air tersebut hampir tiga meter dan menyulitkan untuk korban dinaikkan.

"Kesih saya temukan di tempat yang paling dalem, kalo gak salah dalemnya 3 meteran, dan saya sedikit kesulitan naikin jasadnya, kalo gak dibantu dengan Bambu yang ditancepin kesih gak bisa saya angkat ke atas karena kondisinya sudah kaku" jelasnya.

Selanjutnya, Korban dibawa ke puskemas oleh Kemed, namun sayang tidak dapat tertolong, menurut petugas Puskesmas Korban sudah meninggal.

"Saya bawa ke puskesmas tapi kata pihak puskesmas anak saya sudah gak ada" ungkap lirih Kemed.

Santunan WIKA

Sementara itu, saat dikunjungi di rumah Orangtua Korban, Rasman (44), paman Korban menyayangkan kejadian yang menimpa keponakannya itu, pada Kamis, (02 /04) beberapa hari lalu.

Ia meminta kepada pihak PT. WIKA untuk segera dilakukannya pemagaran pada bekas galian tersebut agar tidak lagi memakan korban jiwa.

"Kami sekeluarga sudah mengikhlaskan atas musibah itu, tapi saya beserta warga disini meminta kepada pihak PT Wika segera menutup bekas galian itu, supaya tidak ada korban lagi," Ucap Rasman.

Dirinya juga tak menampik bahwa Keluarga Korban sudah menerima dana santunan sebesar Rp.7 juta dari pihak PT. WIKA , tapi Rasman tidak sebut apakah dana santunan itu sebagai bentuk tanggung jawab PT. WIKA atas kelalaian pekerjaan penggalian tanah yang dilakukan oleh pihaknya atau hanya sekedar sumbangan untuk membantu biaya pemakaman korban.

"Saya atas nama keluarga korban, mengucapkan terima kasih kepada pihak PT. WIKA yang sudah memberikan santunan pada keluarga korban, walau tidak besar tapi dapat membantu meringankan beban keluarga korban", kata Rasman.

Ditempat terpisah, Kepala Kelurahan Pabuaran, Maryani saat dimintai konfirmasinya mengakui, jika ada warga Kelurahan Pasuluhan mengadu kepadanya mengenai anak perempuan berusia12 tahun meninggal dunia di Kubangan bekas galian PT Wika yang lokasinya itu berada di wilayah administrasi Kantor Kelurahan Pabuaran yang dipimpin nya saat ini.

"iya benar ada warga Cibajo, Kelurahan Pasuluhan yang mengadu kepada saya soal anak kecil yang meninggal karena tenggelam di Bekas galian PT Wika," ujarnya.

Ia juga menjelaskan bahwa perkara tersebut sudah dimediasi olehnya dan sudah selesai, dengan Kesepakatan dua belah pihak atas persetujuan dari masing masing. Ia juga mengatakan bahwa persoalan itu juga disaksikan oleh Petugas Babinkantibmas dari Polsek Walantaka.

"Sudah selesai, dan pihak keluarga juga sudah menerima santunan dari PT Wika, tapi saya tidak tahu berapa besaran nya, saksinya juga ada, bahkan dari babinkantibmas polsek Taktakan juga ada," terang Maryani saat ditemui di Kantor Kelurahan Pabuaran.

Senada, Syarif selaku humas PT Wika saat dikonfirmasi melalui ponselnya, membenarkan atas peristiwa tersebut yang mengakibatkan seorang anak perempuan berusia 12 tahun meninggal dunia tenggelam di Kubangan bekas galian PT. WIKA tempat dirinya bekerja.

Syarif juga tak memungkiri bahwa pihaknya sudah memberikan bantuan kepada pihak keluarga korban, dan akan segera mereklamasi lobang bekas galian itu agar tidak kembali terjadi hal serupa.

"Kami sudah memberikan bantuan pada keluarga korban, dan rencananya akan kami tutup kembali bekas galian itu, tapi terhalang karena hujan terus, mungkin akan dikerjakan kalau sudah tidak hujan," pungkasnya. (sc/be)