Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

JPS Provinsi Banten Cair, Kadinsos Kab Tangerang Tempeli Stiker Rumah Penerima

Selasa, 05 Mei 2020 | Mei 05, 2020 WIB Last Updated 2020-05-07T04:11:21Z
Penerima JPS Provinsi
SwaraBanten.com Penempelan stiker secara simbolis dilakukan di Desa Cempaka, Kecamatan Cisoka, Kabupaten Tangerang. Penempelan stiker di rumah penerima Bantuan Jaring Pengaman Sosial (JPS) dari Pemerintah Provinsi Banten tersebut, langsung dipimpin Kepala Dinas Kesejahteraan Sosial Kabupaten Tangerang Ujat Sudrajat, Selasa (5/5/2020).

”Ya saat ini pembagian BLT Jaring Pengaman Sosial dari Provinsi Banten di Kecanatan Cisoka,” ungkap Ujat, seusai menempelkan stiker tersebut.

Rencananya hari ini akan dilakukan secara simbolis oleh Gubernur Banten, lanjutnya, tetapi pak gubernur ada agenda dadakan ke Cilegon menijau banjir, untuk masyarakat Kabupaten Tangerang yang mendapatkan JPS dari p
Provinsi Nanten sebanyak 149.133 Keluarga Penerima Manfaat.

” Warga langsung dengan Bank Jabar Banten mengambil di ATM, dan langsung menarik tunai di tempat anjungan tunai langsung cair, setelah itu stiker rumah harus ditempel tanda rumah Keluaraga Penerima Manfaat sudah menerima,” ujar Ujat, di lokasi Desa Cempaka, Kecamatan Cisoka.

Camat Cisoka Ahmad Hapid menambahkan, untuk hari ini sebanyak 91 orang keluarga penerima manfaat yang menerima bantuan langsung tunai dari Provinsi Banten, pihak kecamatan memfasilitasi tempat di gedung bersama keagamaan Kecamatan Cisoka.

“Pihak Kecamatan Cisoka hanya memfasilitasi di sini, pembagian BLT tetap mengedepankan protokol kesehatan sosial distancing karena masih menerapkan pemberlakukan PSBB,” ungkap Hapid Camat Cisoka.

Penerima manfaat di kecamatan sekitar kurang lebih 8.000, yang hari ini menerima sebanyak 91 orang tersebar di sembilan desa di Kecamatan Cisoka.

Sementara itu, keluarga penerima manfaat Karsa, warga Kampung Nyompok Girang, RT. 019, Desa Carenang Kecamatan Cisoka, merupakan seorang buruh kasar merasakan dampak ekonomi yang sangat luar biasa, biasanya seminggu dia mendapatkan Rp.500 ribu untuk kuli bangunan yang tetangganya merehab rumah, tapi sejak merebaknya wabah virus corona dari Februari tidak ada yang melakukan pembangunan.

” Biasana ada aja nukang bangunan dari rumah tetangga. Ngebanun rumah atau dapur, tapi saat ini benar-benar sepi. Tidak ada yang membangun,” ujar Karsa.

Karsa mempunyai emapat anak, yang paling besar sudah berkeluarga, dan tiga adiknya masih bersekolah dibangku SMP dan SMA dan yang paling kecil tiga tahun, sekarang dengan penghasilan yang tak menentu pria paruh baya ini terus berupaya untuk bertahan ditengan kondisi ekonomi yang makin sulit.

” Untung ada bantuan ini pak, untuk kebutuhan sehari-hari. Terimakasih pak Zaki dan Pak WH bantuannya,” ungkap Karsa, sambil dipandu ke mesin anjungan tunai.

Bantuan sebesar Rp. 600ribu sangat bermanfaat untuk mencukupi kebutuhan ramadhan berbuka dan saur, untuk makan keempat anak, dua cucu dan istrinya dirumah.

“Saya nga bisa pake atm, makanya saya ambil semua untuk kebutuhan makan dan minum keluaraga,” ucapnya sambil dipandu oleh petugas bank.

Hal senada dialami oleh Siti Asiyah, dirinya mengaku pekerjaannya di stop dan tidak dibayar di tempat ia bekerja dilasalah satu home industri sepatu sebagai penopang keluarga. Suaminya pun tak bekerja harus menanggung satu orang anak.

“Pekerjaan saya di of dan tidak dibayar, sedangkan kondisi ekonomi seperti ini, alhamdulillah dapat bantun,” kata Asiyah sambil menggendong anaknya yang berusia 2 tahun lebih. (rls/red)