Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Kemendag Dorong Semangat UKM Pernak-Pernik Pasarkan Produk Unggulan

Rabu, 25 November 2020 | November 25, 2020 WIB Last Updated 2020-11-25T08:31:03Z

SwaraBanten -
Kementerian Perdagangan dan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) terus melanjutkan kerja sama penyelenggaraan In Store Promotion yang kali ini digelar di Mal AEON BSD City pada 25—29 November 2020. Sebelumnya, Kemendag dan APPBI telah menggelar acara serupa di Gandaria City Mall pada 4—8 November 2020 dan di Mal Kota Kasablanka 18—22 November 2020.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Syailendra, yang menyaksikan pembukaan In Store Promotion di Mal AEON BSD City secara virtual hari ini, Rabu (25/11/2020), mengungkapkan, ini merupakan kesempatan bagus untuk memfasilitasi pelaku usaha kecil menengah (UKM), khususnya pernak-pernik unik, melakukan pameran di tengah situasi sulit akibat pandemi Covid-19 saat ini.

“Pandemi Covid-19 memberikan dampak penurunan pertumbuhan ekonomi dan memengaruhi aktivitas perdagangan, khususnya bagi UKM, di berbagai aspek. Untuk itu, kami terus berupaya untuk menyeimbangkan pasar dan membantu para pelaku UKM agar tetap optimis dan melakukan promosi dengan baik. Saya bangga melihat UKM yang ada saat ini terus kreatif dan semangat mempromosikan produk unggulannya,” ujar Syailendra.

Pada penyelenggaraan In Store Promotion di AEON BSD City tersebut, ada sebanyak 53 pelaku UKM yang tampil mempromosikan produknya. Syailendra mengungkapkan, kegiatan In Store Promotion merupakan salah satu implementasi upaya pemulihan ekonomi yang terdampak pandemi Covid-19 melalui gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) yang diluncurkan Presiden Joko Widodo, pada 14 Mei 2020.

Pandemi Covid-19 telah menyebabkan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama triwulan II dan III tahun 2020 mengalami kontraksi. Pada triwulan III 2020, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkontraksi sebesar -3,49 persen. Meski mengalami pertumbuhan negatif, namun pertumbuhan ekonomi Indonesia membaik dibandingkan dengan triwulan II 2020 yang terkontraksi lebih dalam -5,32 persen.

“Kami menyadari pelaksanaan pembatasan sosial berskala besar telah mengubah pola konsumsi masyarakat dari luring menjadi daring, sehingga penjualan langsung, terutama di pusat perbelanjaan saat ini sangat terdampak. Untuk itu, kami secara konsisten menjaga keseimbangan pasar melalui pameran ini agar dapat mendorong daya beli masyarakat di pusat perbelanjaan,” kata Syailendra.

Syailendra melanjutkan, Kemendag melalui Ditjen Perdagangan Dalam Negeri juga terus berupaya membina dan memberdayakan UMKM. Berbagai bentuk kegiatan seperti pelatihan, fasilitasi, dan kemitraan telah diupayakan guna mendorong UMKM terus tumbuh dan bertahan sehingga membantu pemulihan ekonomi nasional.

Selain itu, Kemendag juga telah bekerja sama dengan jaringan perhotelan untuk mendukung pemberdayaan UMKM di sektor perdagangan melalui pemanfaatan fasilitas perhotelan dan jasa akomodasi. Upaya ini membuktikan keseriusan pemerintah dalam mengembangkan sektor UMKM.

Menurut Syailendra, ada tiga hal penting yang harus dilakukan untuk UMKM, yaitu pertama, peningkatan kapasitas untuk meningkatkan daya saing; kedua, pemasaran bagi UMKM; dan ketiga, pembiyaan.

“Ketiga hal tersebut telah kami sinergikan dan mudah-mudahan dapat membantu para UMKM untuk segera tumbuh, bangkit dalam kondisi yang sulit saat ini,” pungkas Syailendra (red)