SWARABANTEN - Mahasiswa Kuliah Kerja Mahasiswa (KKM) 58 Universitas Bina Bangsa (UNIBA) melaksanakan kegiatan pembuatan pipa biopori di lahan cabai milik salah satu petani Desa Nameng, Kecamatan Rangkasbitung, yakni Bapak Ipung, pada Selasa (12/8).
Kegiatan ini dilakukan untuk membantu petani mengatasi permasalahan genangan air yang sering muncul saat musim hujan. Genangan tersebut kerap menyebabkan tanaman cabai membusuk. Dengan adanya lubang biopori, air dapat lebih cepat terserap ke dalam tanah, sementara sampah organik yang dimasukkan ke dalam pipa berfungsi sebagai bahan kompos alami sehingga menyuburkan lahan.
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa bersama petani menentukan titik lubang di sela-sela tanaman cabai. Lubang digali secara vertikal dengan kedalaman sekitar 60 cm dan diameter 8,5 cm. Setelah itu, pipa PVC berlubang dimasukkan ke dalam galian, bagian atas ditutup pralon, lalu diisi sampah organik sebagai bahan pembentuk kompos. Proses ini dilakukan secara bersama-sama sehingga petani dapat memahami sekaligus mempraktikkannya secara langsung di lahan mereka.
Bapak Ipung, pemilik lahan cabai, mengaku senang dengan adanya kegiatan ini. “Saya sangat senang dengan adanya biopori ini. Selama ini lahan cabai saya sering tergenang kalau musim hujan, sehingga banyak tanaman yang rusak. Dengan cara ini, tanah jadi lebih subur dan mudah-mudahan hasil panen ke depan bisa lebih baik,” ucapnya dengan penuh harapan.
Sementara itu, Fikar, mahasiswa KKM 58 UNIBA yang bertugas di bidang Teknologi Tepat Guna, juga memberikan penjelasannya. “Melalui biopori ini kami ingin memperkenalkan teknologi sederhana yang ramah lingkungan sekaligus bermanfaat bagi petani. Harapannya, petani dapat menerapkannya secara mandiri agar lahan tetap subur dan hasil panen meningkat,” ungkapnya.
Dengan mengusung tema Pemanfaatan Biopori sebagai Teknologi Ramah Lingkungan untuk Mendukung Pertanian Berkelanjutan, mahasiswa KKM 58 UNIBA berharap kegiatan ini dapat memberikan manfaat jangka panjang. Tidak hanya mengurangi genangan air, tetapi juga mendorong terwujudnya praktik pertanian yang lebih sehat, produktif, dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Nameng.(wat)