Notification

×

Iklan

Mahasiswa Setuju Internet Rakyat Masuk Desa di Banten

Rabu, 03 Desember 2025 | Desember 03, 2025 WIB Last Updated 2025-12-03T03:07:13Z

ustrasi Modem Internet Rakyat. (Foto: Instagram @internetrakyat.id)

SWARABANTEN
- Seorang mahasiswa pascasarjana (S2) Universitas Primagraha (UPG) Serang, Roja'i setuju ketika program Internet Rakyat masuk ke pelosok-pelosok desa di Provinsi Banten. Apalagi ke desa yang notabene area blankspot. 


Roja'i merupakan salah satu mahasiswa yang berasal dari Desa Citepuseun, Kecamatan Cihara, Kabupaten Lebak, Banten.


Ia menyebutkan, wilayah tempat tinggalnya saat ini tak lain adalah masuk zona blankspot. Sehingga, untuk mengakses internet yang berkecepatan tinggi masih terbilang susah. 


"Ya, secara umum sangat setuju Internet Rakyat masuk ke desa. Apalagi dengan tawaran yang menggiurkan melalui kelebihan dan kemudahan dari internet lain," katanya saat dihubungi wartawan Swarabanten.com, Selasa, 2 Desember 2025.


Lebih lanjut, Roja'i bercerita saat dirinya berstatus mahasiswa S1. Kala itu, saat dilanda bencana pandemi Covid-19.


Tentu semua proses pembelajaran dilakoni dengan sistem dalam jaringan (daring). Kemudian, disitulah dirinya merasakan sulitnya jaringan internet di desa yang memadai. 


Terlebih, kata dia, Internet Rakyat ini akan menyasar pengguna rumah tangga, mahasiswa, pelajar, pekerja remote, maupun pelaku UMKM terutama di wilayah yang sulit dijangkau fisik kabel fiber. 


"Di daerah pelosok desa yang bisa terjaring dengan akses Internet Rakyat yang mudah dan kecepatan 100 Mbps dengan kuota unlimited pasti akan sangat laku besar," ujar alumni mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Mathla'ul Anwar (UNMA) Banten ini. 


Hal senada dikatakan, Hilmi, pemuda asal Desa Citepuseun, Kecamatan Cihara. Ia menilai, langkah Internet Rakyat sudah tepat dengan menawarkan paket internet rumah yang terjangkau, kecepatan tinggi, dan modem juga disediakan secara gratis tanpa biaya sewa. 


"Kalau menurut saya, ini langkah untuk memperkecil kesenjangan digital dan menjangkau wilayah pelosok desa yang belum terlayani internet cepat saat ini," ungkap alumni mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Bandar Lampung (UBL) itu. 


Hilmi menambahkan, meskipun saat ini Internet Rakyat ini belum bisa dirasakan masyarakat yang ada di pelosok desa, namun kehadiran Internet Rakyat sangat ditunggu dan ingin segera merasakan akses internet yang cepat. 


"Saya mungkin salah satu orang yang sering membutuhkan jaringan internet cepat untuk menyelesaikan pekerjaan. Semoga saja kehadiran Internet Rakyat nantinya benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat," pungkasnya. (cid)