Notification

×

Iklan

Iklan

Tag Terpopuler

Pamsimas di Desa Tamansari, LSM Ombak Sebut Banyak Kejanggalan

Kamis, 30 September 2021 | September 30, 2021 WIB Last Updated 2021-09-30T02:38:40Z

SwaraBanten -
 LSM Ombak (Organisasi Masyarakat Brantas Korupsi) Kabupaten Lebak, menyebut pengerjaan program penyediaan air minum dan sanitasi berbasis masyarakat  (Pamsimas) yang didanai APBD Lebak Tahun 2021, banyak kejanggalan.

"Dari sisi tahapan kegiatan, itu tak sesuai dengan tahapan yang ditentukan. Selain itu, pengalihan lokasi juga sudah tak sesuai dengan usulan awal," ujar Agus Ruswana, Ketua Bidang Investigasi LSM Ombak, Kamis (30/09/2021)

Seharusnya, lanjut Agus, program itu berdasarkan kebutuhan masyarakat penerima manfaat. Bukan pada keinginan pelaksana program.

"Saya menduga ini ada permainan antara KKM, yang merangkap sebagai Ekbang Desa dengan oknum konsultan, untuk memudahkan lancarnya pekerjaan," ucap Agus.

Agus menduga, apabila tidak dialihkan, akan menyulitkan saat pengeboraan diwilayah itu.

"Padahal sumber mata air di lokasi semula juga, berdasarkan laporan masyarakat setempat, di kampung Manggu juga masih bisa," ujar Agus

Hasil penelusuran di lokasi, sambung Agus, pihaknya menemukan beberapa kejanggalan.

Pertama, bangunan yang saat ini sedang dikerjakan banyak, ketua KKM banyak tidak tahu ihwal program Pamsimas yang diterimanya. Demikian juga, dalam hal pengadministrasian, tidak memahaminya.

"Ini kan aneh saat saya bertanya ketua KKMnya banyak tidak tahu.Termasuk dengan pengalihan titik bangunan, dia hanya menjawab salah paham. Padahal jelas ada tahapan. Pihak KKM juga saat ditanya pembelanjaan material, dirinya tidak pernah pegang kwitansi pembelajaan. Ini kan aneh," imbuh Agus.

Monopoli
Dari sejumlah permasalahan yang diinventarisir LSM OMbak, Agus menduga, bahwa pekerjaan program pansimas di desa Tamansari itu, dimonopoli pekerjaannya oleh oknum konsultan.

"Termasuk dalam belanja barang material. Sebab saya mengantongi salah satu oknum konsultan yang meminta nota kosong ke salah satu toko di wilayah Banjarsari. Itu seharusnya dilakukan KKM itu bukan konsultan," tandas Agus.

Yang lucu, sambung Agus, pembelanjaan pipa bermerek vinilon, yang tidak ada diwilayah Banjarsari, namun dalam pemesanan belanjanya di Banjarsari.

"Hal lainya dalam pertanyaan saya kepada pihak KKM, terkait dengan belanja pipa air bermerek vinilon, memesannya di wilayah Banjarsari. Padahal jelas-jelas, jenis vipa tersebut tidak ada di toko wilayah Banjarsari," pungkasnya. (matin)